Resensi Buku
Biografi
\
Judul
Buku : Tiga Kota Satu
Pengabdian : Jejak Perjalanan Yahya A.
Muhaimin
Penulis : Badruzzaman Busyairi
Penerbit : Tiara Wacana
Tebal Halaman : 350 halaman
Cetakan
Pertama : Mei 2012
“Anak luar biasa dari Dukuhturi ini membuat lompatan
quantum sampai tiga kali dalam waktu relatif singkat. Sekali ketika ia sebagai
teenager santri langsung mendarat di bible belt Amerika Serikat. Lompatan kedua
dilakukannya dari UGM ke MIT. Yang benar-benar ajaib adalah lompatannya dari
status dosen menjadi menteri. Sungguh pantas dibuatkan biografi.”
Nono Anwar Makarim
Jika selama ini
anda termasuk orang yang enggan untuk
membaca buku biografi atau beranggapan bahwa membaca biografi tidaklah
semenarik membaca buku lainnya, mungkin ada baiknya anda mulai mempertimbangkan
ulang pemikiran anda tersebut. Buku biogafi yang berjudul “Tiga Kota Satu
Pengabdian” Jejak Perjalanan Yahya A.
Muhaimin merupakan salah satu contoh buku biografi yang kiranya dapat
mengubah pemikiran anda tersebut. Badruzzaman Busyairi, penulis buku biografi ini, dengan apik menulis
petualangan hidup seorang tokoh besar Indonesia, Prof. Dr. Yahya Abdul Muhaimin,
seorang guru besar UGM yang
juga merupakan mantan Menteri Pendidikan Nasional pada era pemerintahan Gusdur
(1999-2001).
Dalam buku biografi
ini, Badruzzaman Busyairi berhasil membawa pembaca hanyut dalam kisah kehidupan
Yahya A. Muhaimin yang inspiratif, diantaranya dengan memahami tiga dimensi kehidupan Yahya yakni mulai dari perjalanan akademik, kehidupan sosial politik,
dan atmosfer humanitasnya. Dengan bahasanya yang lugas dan mudah dimengerti, penulis membuat pembaca
seolah-olah sedang menikmati sebuah
novel, lengkap mulai dari kisah lucu Yahya
saat masih berada di desa kecil Bumiayu, diselingi kisah romantis Yahya ketika
bertemu dengan istrinya hingga lika liku perjalanan kariernya sampai beliau
bisa menjabat sebagai Menteri Pendidikan Nasional Indonesia pada era
pemerintahan Gusdur. Yahya yang juga merupakan lulusan dari MIT (Massachusetts
Institute of Technology) Amerika serikat ini, tercatat telah sekitar 40 tahun
mendedikasikan dirinya di dunia pendidikan, tidak hanya di satu kota saja namun
sekaligus di beberapa kota seperti Yogyakarta, Bumi Ayu (Jawa tengah) dan juga
Jakarta. Mungkin Itu jugalah alasan
mengapa buku ini diberi judul Tiga kota satu pengabdian.
Selain
itu, di buku ini juga diceritakan bagaimana
kisah persahabatan Yahya Muhaimin dengan Amien Rais yang tetap terjaga baik bahkan
hingga akan mencapai 50 tahun pada tahun 2013 nanti. Buku ini juga menjawab berbagai pertanyaan menyangkut
kehidupan Yahya Muhaimin termasuk juga tuduhan plagiarisme kepadanya.
Dibuku ini dikisahkan bagaimana Yahya dengan sabar menghadapi
tuduhan plagiarisme atas disertasinya di MIT yang berjudul Indonesia Economic Policy , 1950-1980: The Politics of Client
Businessmen. Untuk membersihkan
nama baiknya,
Yahya melakukan korespodensi dengan pihak MIT, yakni
Department of Political Science dan Dean of Graduate school, serta Committee on
Academic Responsibility, dimana dalam kesempatan tersebut ia menjelaskan
hal-hal yang dituduhkan hingga akhirnya disertasi Yahya dinyatakan acceptable dan catatan-catatan klarifikasi dari Yahya dicantumkan sebagai
bagian penyempurnaan dari disertasi tersebut.
Lebih
jauh, melalui buku ini juga kita bisa sekaligus belajar mengenai perpolitikan
Indonesia, misal mengenai dinamika pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid serta
sejarah keterlibatan militer dalam politik. Bahkan, diakhir
buku biografi terdapat ringkasan dari
dua buah pemikiran dan gagasan Yahya Muhaimin yakni dari buku Bisnis dan Politik : Kebijaksanaan Ekonomi
Indonesia tahun 1950- 1980 yang merupakan hasil disertasinya untuk
memperoleh gelar doktor dari MIT, sedangkan satu lagi adalah ringkasan dari
buku beliau yang berjudul Perkembangan Militer dalam Politik Indonesia
1945-1966. Buku itu merupakan hasil
penelitian skripsi beliau ketika
S1 di HI UGM dan pernah mendapat penghargaan sebagai skripsi terbaik dari pihak
almamater UGM pada tahun 1973. Untuk menulis skripsinya itu juga, selama kurang
lebih dua belas bulan beliau dengan tekun mencari literatur di berbagai
tempat, mulai dari Yogyakarta, Bandung dan Jakarta, mengingat pada masa itu
buku-buku ilmiah mengenai politik dan militer masih sangat terbatas.
Ketekunan seta konsistensi beliau dalam mengerjakan
segala sesuatu nya inilah yang hendaknya dapat menjadi pembelajaran bagi kita
semua, khususnya sebagai seorang mahasiswa, calon pemimpin bangsa. Pengalaman Yahya A. Muhaimin saat menjadi mahasiswa yang
tidak hanya pintar secara akademis namun juga aktif di berbagai organisasi,
hendaknya dapat menjadi tauladan bagi para generasi muda saat ini. Walaupun
begitu, seperti kata pepatah tidak ada sesuatu yang sempurna, begitu juga
dengan buku ini. Dengan
alur maju dalam penulisannya, penulis sebenarnya telah cukup baik menceritakan
sejarah kehidupan Yahya A.Muhaimin ini dengan runut, hanya saja terkadang
terjadi beberapa kali pengulangan informasi atau cerita sehingga dapat membuat
pembaca menjadi jenuh. Terlepas dari itu, buku ini tetaplah merupakan suatu karya
inspiratif yang kaya akan pembelajaran. Kisah hidup
Yahya dengan berbagai tantangannya mulai
dari masa kecil, mahasiswa bahkan hingga mencapai puncak karirnya kiranya dapat menjadi
inspirasi bagi para mahasiswa Indonesia yang ingin mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Jadi tunggu apa
lagi, bagi anda yang ingin belajar berbagai nilai kehidupan melalui pengalaman
Yahya A. Muhaimin ini serta sekaligus
mendapatkan pengetahuan terkait perpolitikan dan sejarah militer politik
Indonesia, mungkin ini saat yang tepat bagi anda
untuk segera membaca buku ini.*** (Ratu)
“ Setiap orang pernah berbuat kesalahan,
dan sebaik-baiknya orang adalah orang yang berbuat kesalahan namun mau segera
memperbaiki kesalahannya”
Yahya A. Muhaimin
Tulisan dibuat untuk mengisi salah satu
rubrik di Buletin HMI komisariat Fisipol UGM