Terinspirasi
untuk Menginspirasi
“Hidup memang hanya sekali, namun
bila anda ingin hidup dua kali, maka menulislah”
Entah pernah mendengar atau pernah
membaca nya dimana, tapi yang pasti kutipan diatas telah berhasil membuat saya
untuk terus menulis. Belajar untuk terus belajar. Begitu hebatnya menulis
hingga bisa dikategorikan sebagai menapaki hidup yang kedua kalinya bagi
seorang manusia. Betapa tidak ketika kita menulis, kita telah mengungkapkan
suatu pemikiran atau ide yang telah kita miliki sebelumnya. Bahkan melalui
tulisan curhat sekalipun telah
memberikan kesempatan bagi penulisnya untuk mereview kembali kisah hidupnya,
dan kemudian akhirnya dapat menarik suatu pembelajaran dari itu. Melalui
menulis juga kita bisa berbagi, memberikan manfaat bagi orang lain, bahkan bila
anda “beruntung” anda bisa menginspirasi orang lain. Mengapa beruntung? Karena
hanya mereka yang diberikan kepekaan oleh Tuhan lah yang mampu dan mau
melakukan sesuatu bagi orang lain. Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang
bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi orang banyak. Jadi alangkah menakjubkannya sebenarnya
manfaat dari menulis ini, namun sayangnya tidak banyak yang mau meluangkan
waktu untuk itu.
Jujur
, saya sendiri bukanlah seseorang yang rajin menulis sebelumnya. Tulisan saya
selama ini kebanyakan hanya sebatas tulisan akademik saja yang saya buat demi
memenuhi tugas sekolah ataupun tugas kuliah. Itupun terkadang dibuat ala
kadarnya dan terdorong oleh deadline yang
begitu padat. Sebelumnya, saya juga
bukan lah termasuk tipe orang yang suka menulis di blog, tumblr dan sebagainya.
Saya lebih suka berbicara langsung untuk mengungkapkan apa yang saya pikirkan.
Bagi saya menulis hanya membuang waktu, tapi itu dulu. Sebelum saya
terinspirasi untuk menginspirasi orang lain.
Masa
perkuliahan merupakan suatu momentum yang sangat berkesan bagi saya. Selain
karena itu merupakan pengalaman pertama saya untuk hidup merantau jauh
dari keluarga, pada masa itu juga lah
saya memiliki kesempatan untuk bertemu dengan berbagai orang hebat lainnya yang
kemudian dapat berpengaruh pada perubahan yang lebih baik bagi diri saya.
Disini saya bergabung dengan berbagai organisasi intra maupun ekstra kampus.
Saya yang awalnya apatis dan tidak begitu peduli dengan berbagai kegiatan di
sekeliling saya tergerak hatinya melihat perjuangan, pengabdian dan prestasi
orang-orang disekitar saya.
Saya
terinspirasi melihat bagaimana mahasiswa lainnya yang seumuran dengan saya namun
telah melakukan berbagai macam hal yang bermanfaat bagi orang lain. Sebut saja
si A yang bersama dengan organisasi sosialnya aktif melakukan berbagai macam kegiatan sosial
seperti mencari donor darah untuk anak-anak penderita kanker. Ada juga si B yang pantang menyerah untuk
terus belajar menulis hingga kemampuan menulisnya meningkat dan bahkan berhasil
memenangkan lomba menulis essay tingkat nasional. Selain itu ada juga tokoh C,
seorang aktivis yang senantiasa ikhlas mengabdi pada masyarakat melakukan berbagai
hal demi kemashlahatan umat mulai dari mengajar anak jalanan, hingga turut
aktif mengkritisi berbagai kebijakan pemerintah yang dinilai dapat merugikan
rakyat. Berada di lingkungan seperti
itulah yang kemudian menginspirasi saya untuk juga bisa memberikan manfaat
sebanyak-banyaknya bagi orang lain, salah satunya dengan menulis. Tapi
pertanyaannya kemudian, menulis seperti apa yang dapat memberikan manfaat bagi
orang lain? Dalam paham saya, tulisan yang bermanfaat adalah tulisan positif yang secara ikhlas dan tulus
kita buat dengan tujuan untuk membagikan pemikiran maupun pengetahuan yang kita
miliki kepada orang lain. Walau itu mungkin hanya sebatas tulisan curhat mengenai pengalaman menyedihkan anda, namun mungkin saja tanpa
sepengetahuan anda seseorang telah mengambil pembelajaran dari itu. Mungkin
saja melalui tulisan anda, ada seseorang yang tidak lagi merasa sendiri ketika
ia menyadari bahwa ada orang lain yang
senasib dengannya. Bila tulisan anda berupa motivasi-motivasi yang meneduhkan
hati atau mungkin berupa cerita kesuksesan anda, mungkin saja akan ada seseorang yang termotivasi bangkit
dari keterpurukannya dan kemudian merasa terinspirasi untuk melakukan hal yang
sama seperti yang anda lakukan. Kemungkinan-kemungkinan itu akan selalu ada, dan
anda tidak akan pernah tahu bila anda tidak pernah mencoba.
Keikutsertaan
saya dalam suatu organisasi mahasiswa ekstra kampus, Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) komisariat Fisipol UGM juga telah memberikan berkah tersendiri bagi saya
dalam mendorong minat saya untuk menulis. Dengan bergabung di HMI yang telah
berdiri sejak tahun 1947 ini, telah mengajarkan saya mengenai keikhlasan dari
suatu pengabdian. Saya masih ingat kata-kata seorang senior saya di HMI, bahwa
tidak selamanya kita harus menuntut sesuatu dari apa yang kita geluti, tapi
yang lebih penting adalah bagaimana kita dapat dengan ikhlas memberikan manfaat
untuk itu. Di organisasi ini juga saya di percaya untuk menjadi Ketua Bidang
Penelitian dan pengembangan (Litbang) HMI Fisipol UGM periode 2012-2013, yang
tentunya semakin mendorong saya untuk terus aktif menulis, terfasilitasi dengan
berbagai program kegiatan yang dilakukan, seperti penerbitan buletin, penulisan hasil diskusi yang telah dilakukan
dan sebagainya.
Saya
sudah pernah merasakan bagaimana bahagianya terinspirasi melihat perbuatan
orang lain yang bermakna, merasa termotivasi dan semakin semangat untuk
melakukan hal yang sama bahkan yang lebih baik dari orang tersebut. Oleh karena
itulah, saat ini saya juga sedang berjanji pada diri saya sendiri untuk kelak
lebih “rajin” menulis, berbagi cerita,
kisah dan pengalaman dengan harapan kelak saya pun juga bisa memberikan manfaat
dan menginspirasi orang lain melalui tulisan saya. Anggapan awal saya bahwa
menulis di blog akan sia-sia semata, terlebih mengingat maraknya terjadi plagiarisme yang sering
dilakukan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab seperti dengan mencopy tanpa izin tulisan seseorang di blog pun semakin lama
semakin terkikis . Saya sadar bahwa untuk apa kita menulis sesuatu yang berharga
apabila hanya dibaca diri sendiri? Bukankah salah satu alasan kita menulis
adalah untuk didengarkan orang lain? Ikhlas dan tulus, itulah jawabannya.
Ikhlas
dan tulus itu jugalah yang saya pelajari dari salah satu dosen favorit saya di
Hubungan Internasional UGM, yakni Prof. Dr. Yahya Muhaimin. Beliau adalah salah
seorang tokoh yang begitu menginspirasi
saya dalam menulis. Beliau pernah mengatakan bahwa menulis bukan hanya sebatas
untuk memenuhi kebutuhan atau kepuasan diri sendiri saja, lebih dari itu yakni dengan
tujuan yang tulus ikhlas untuk dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi
orang lain. Di usia nya yang tidak muda lagi, Pak Yahya yang juga merupakan
mantan Menteri Pendidikan di era Gusdur ini tetap semangat untuk memberikan pengetahuannya
terkait dengan tata cara menulis yang baik, bahkan beliau juga dengan senang
hati akan menerima mahasiswa tingkat satu sekali pun untuk berkonsultasi
makalah biasa yang notabenenya belumlah sepenting skripsi. Saya belajar banyak
dari tulisan pak Yahya yang jujur dan berbobot, termasuk salah satunya dari buku beliau yang berjudul Perkembangan Militer dalam Politik Indonesai
1945-1966. Buku itu merupakan hasil
penelitian skripsi Pak yahya ketika S1 di HI UGM dan pernah mendapat
penghargaan sebagai skripsi terbaik dari pihak almamater UGM pada tahun 1973.
Betapa tidak, Pak Yahya merupakan orang
kampus pertama yang menulis penulisan ilmiah terkait dengan peranan militer di
Indonesia. Bahkan secara ilmiah banyak kalangan civitas akademika dan kaum
terpelajar yang memuji skripsi Pak Yahya sebagai karya monumental. Untuk
menulis skripsinya itu juga, selama kurang lebih dua belas bulan Pak Yahya
dengan tekun mencari literatur di berbagai tempat, mulai dari Yogyakarta,
Bandung dan Jakarta, mengingat pada masa itu buku-buku ilmiah mengenai politik
dan militer masih sangat terbatas. Ketekunan dan sifat pantang menyerah seperti
inilah yang saya rasa hendaknya harus ditiru oleh para mahasiswa saat ini. Kesempatan yang saya dapatkan untuk bisa menjadi
salah satu tutor di salah satu mata kuliah yang beliau ampu juga telah
memberikan motivasi tersendiri bagi saya untuk terus memberikan yang terbaik
dalam berbagai hal termasuk menulis.
Begitulah
cerita singkat dari saya terkait dengan
hal tulis-menulis ini. Saya rasa tidak ada waktu yang tepat kecuali sekarang
untuk bergerak dan mulai menulis cerita anda sendiri. Saya telah merasakan
keberuntungan dengan terinspirasi dari tindakan maupun tulisan orang lain, dan kedepannya
saya akan terus berusaha untuk memberikan manfaat dan inspirasi bagi orang lain,
baik itu melalui tindakan langsung maupun sekedar melalui tulisan. Sederhana
tapi bermakna, bagiku itulah arti menulis. Ini tulisanku, mana tulisanmu?***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar