Selasa, 07 Agustus 2012

Inspired to be Inspiring


Terinspirasi untuk Menginspirasi


“Hidup memang hanya sekali, namun bila anda ingin hidup dua kali, maka menulislah”

            Entah pernah mendengar atau pernah membaca nya dimana, tapi yang pasti kutipan diatas telah berhasil membuat saya untuk terus menulis. Belajar untuk terus belajar. Begitu hebatnya menulis hingga bisa dikategorikan sebagai menapaki hidup yang kedua kalinya bagi seorang manusia. Betapa tidak ketika kita menulis, kita telah mengungkapkan suatu pemikiran atau ide yang telah kita miliki sebelumnya. Bahkan melalui tulisan curhat sekalipun telah memberikan kesempatan bagi penulisnya untuk mereview kembali kisah hidupnya, dan kemudian akhirnya dapat menarik suatu pembelajaran dari itu. Melalui menulis juga kita bisa berbagi, memberikan manfaat bagi orang lain, bahkan bila anda “beruntung” anda bisa menginspirasi orang lain. Mengapa beruntung? Karena hanya mereka yang diberikan kepekaan oleh Tuhan lah yang mampu dan mau melakukan sesuatu bagi orang lain. Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi orang banyak.  Jadi alangkah menakjubkannya sebenarnya manfaat dari menulis ini, namun sayangnya tidak banyak yang mau meluangkan waktu untuk itu.
Jujur , saya sendiri bukanlah seseorang yang rajin menulis sebelumnya. Tulisan saya selama ini kebanyakan hanya sebatas tulisan akademik saja yang saya buat demi memenuhi tugas sekolah ataupun tugas kuliah. Itupun terkadang dibuat ala kadarnya dan terdorong oleh deadline yang begitu padat.  Sebelumnya, saya juga bukan lah termasuk tipe orang yang suka menulis di blog, tumblr dan sebagainya. Saya lebih suka berbicara langsung untuk mengungkapkan apa yang saya pikirkan. Bagi saya menulis hanya membuang waktu, tapi itu dulu. Sebelum saya terinspirasi untuk menginspirasi orang lain.
Masa perkuliahan merupakan suatu momentum yang sangat berkesan bagi saya.  Selain  karena itu merupakan pengalaman pertama saya untuk hidup merantau jauh dari keluarga,  pada masa itu juga lah saya memiliki kesempatan untuk bertemu dengan berbagai orang hebat lainnya yang kemudian dapat berpengaruh pada perubahan yang lebih baik bagi diri saya. Disini saya bergabung dengan berbagai organisasi intra maupun ekstra kampus. Saya yang awalnya apatis dan tidak begitu peduli dengan berbagai kegiatan di sekeliling saya tergerak hatinya melihat perjuangan, pengabdian dan prestasi orang-orang disekitar saya.
Saya terinspirasi melihat bagaimana mahasiswa lainnya yang seumuran dengan saya namun telah melakukan berbagai macam hal yang bermanfaat bagi orang lain. Sebut saja si A yang bersama dengan organisasi sosialnya aktif  melakukan berbagai macam kegiatan sosial seperti mencari donor darah untuk anak-anak penderita kanker.  Ada juga si B yang pantang menyerah untuk terus belajar menulis hingga kemampuan menulisnya meningkat dan bahkan berhasil memenangkan lomba menulis essay tingkat nasional. Selain itu ada juga tokoh C, seorang aktivis yang senantiasa ikhlas mengabdi pada masyarakat melakukan berbagai hal demi kemashlahatan umat mulai dari mengajar anak jalanan, hingga turut aktif mengkritisi berbagai kebijakan pemerintah yang dinilai dapat merugikan rakyat.  Berada di lingkungan seperti itulah yang kemudian menginspirasi saya untuk juga bisa memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi orang lain, salah satunya dengan menulis. Tapi pertanyaannya kemudian, menulis seperti apa yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain? Dalam paham saya, tulisan yang bermanfaat adalah  tulisan positif yang secara ikhlas dan tulus kita buat dengan tujuan untuk membagikan pemikiran maupun pengetahuan yang kita miliki kepada orang lain. Walau itu mungkin hanya sebatas tulisan curhat mengenai pengalaman menyedihkan anda, namun mungkin saja tanpa sepengetahuan anda seseorang telah mengambil pembelajaran dari itu. Mungkin saja melalui tulisan anda, ada seseorang yang tidak lagi merasa sendiri ketika ia menyadari bahwa  ada orang lain yang senasib dengannya. Bila tulisan anda berupa motivasi-motivasi yang meneduhkan hati atau mungkin berupa cerita kesuksesan anda, mungkin saja  akan ada seseorang yang termotivasi bangkit dari keterpurukannya dan kemudian merasa terinspirasi untuk melakukan hal yang sama seperti yang anda lakukan. Kemungkinan-kemungkinan itu akan selalu ada, dan anda tidak akan pernah tahu bila anda tidak pernah mencoba.
Keikutsertaan saya dalam suatu organisasi mahasiswa ekstra kampus, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) komisariat Fisipol UGM juga telah memberikan berkah tersendiri bagi saya dalam mendorong minat saya untuk menulis. Dengan bergabung di HMI yang telah berdiri sejak tahun 1947 ini, telah mengajarkan saya mengenai keikhlasan dari suatu pengabdian. Saya masih ingat kata-kata seorang senior saya di HMI, bahwa tidak selamanya kita harus menuntut sesuatu dari apa yang kita geluti, tapi yang lebih penting adalah bagaimana kita dapat dengan ikhlas memberikan manfaat untuk itu. Di organisasi ini juga saya di percaya untuk menjadi Ketua Bidang Penelitian dan pengembangan (Litbang) HMI Fisipol UGM periode 2012-2013, yang tentunya semakin mendorong saya untuk terus aktif menulis, terfasilitasi dengan berbagai program kegiatan yang dilakukan, seperti penerbitan buletin,  penulisan hasil diskusi yang telah dilakukan dan sebagainya.
Saya sudah pernah merasakan bagaimana bahagianya terinspirasi melihat perbuatan orang lain yang bermakna, merasa termotivasi dan semakin semangat untuk melakukan hal yang sama bahkan yang lebih baik dari orang tersebut. Oleh karena itulah, saat ini saya juga sedang berjanji pada diri saya sendiri untuk kelak lebih “rajin” menulis,  berbagi cerita, kisah dan pengalaman dengan harapan kelak saya pun juga bisa memberikan manfaat dan menginspirasi orang lain melalui tulisan saya. Anggapan awal saya bahwa menulis di blog akan sia-sia semata, terlebih mengingat  maraknya terjadi plagiarisme yang sering dilakukan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab  seperti dengan mencopy tanpa izin tulisan seseorang di blog pun semakin lama semakin terkikis . Saya sadar bahwa untuk apa kita menulis sesuatu yang berharga apabila hanya dibaca diri sendiri? Bukankah salah satu alasan kita menulis adalah untuk didengarkan orang lain?  Ikhlas dan tulus, itulah jawabannya.
Ikhlas dan tulus itu jugalah yang saya pelajari dari salah satu dosen favorit saya di Hubungan Internasional UGM, yakni Prof. Dr. Yahya Muhaimin. Beliau adalah salah seorang tokoh  yang begitu menginspirasi saya dalam menulis. Beliau pernah mengatakan bahwa menulis bukan hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan atau kepuasan diri sendiri saja, lebih dari itu yakni dengan tujuan yang tulus ikhlas untuk dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi orang lain. Di usia nya yang tidak muda lagi, Pak Yahya yang juga merupakan mantan Menteri Pendidikan di era Gusdur ini tetap semangat untuk memberikan pengetahuannya terkait dengan tata cara menulis yang baik, bahkan beliau juga dengan senang hati akan menerima mahasiswa tingkat satu sekali pun untuk berkonsultasi makalah biasa yang notabenenya belumlah sepenting skripsi. Saya belajar banyak dari tulisan pak Yahya yang jujur dan berbobot, termasuk  salah satunya dari buku beliau yang berjudul Perkembangan Militer dalam Politik Indonesai 1945-1966. Buku itu  merupakan hasil penelitian skripsi Pak yahya ketika S1 di HI UGM dan pernah mendapat penghargaan sebagai skripsi terbaik dari pihak almamater UGM pada tahun 1973. Betapa tidak,  Pak Yahya merupakan orang kampus pertama yang menulis penulisan ilmiah terkait dengan peranan militer di Indonesia. Bahkan secara ilmiah banyak kalangan civitas akademika dan kaum terpelajar yang memuji skripsi Pak Yahya sebagai karya monumental. Untuk menulis skripsinya itu juga, selama kurang lebih dua belas bulan Pak Yahya dengan tekun mencari literatur di berbagai tempat, mulai dari Yogyakarta, Bandung dan Jakarta, mengingat pada masa itu buku-buku ilmiah mengenai politik dan militer masih sangat terbatas. Ketekunan dan sifat pantang menyerah seperti inilah yang saya rasa hendaknya harus ditiru oleh para mahasiswa saat ini.  Kesempatan yang saya dapatkan untuk bisa menjadi salah satu tutor di salah satu mata kuliah yang beliau ampu juga telah memberikan motivasi tersendiri bagi saya untuk terus memberikan yang terbaik dalam berbagai hal termasuk menulis.
Begitulah cerita singkat  dari saya terkait dengan hal tulis-menulis ini. Saya rasa tidak ada waktu yang tepat kecuali sekarang untuk bergerak dan mulai menulis cerita anda sendiri. Saya telah merasakan keberuntungan dengan terinspirasi dari tindakan maupun tulisan orang lain, dan kedepannya saya akan terus berusaha untuk memberikan manfaat dan inspirasi bagi orang lain, baik itu melalui tindakan langsung maupun sekedar melalui tulisan. Sederhana tapi bermakna, bagiku itulah arti menulis. Ini tulisanku, mana tulisanmu?***













Tidak ada komentar:

Posting Komentar